Langsung ke konten utama

TUGAS P2PL : EMFISEMA

Makalah!

EMFISEMA







OLEH :
1. MAYANGSARI DEWI AYUBA
2. MERLIN GUSTIANI RIVAI


PRODI : D IV KEPERAWATAN
KELAS : IV-A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
TAHUN AJARAN 2017-2018








KATA PENGANTAR

           Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat limpahan dan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
                Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, terutama memberikan wawasan luas bagi pembaca. Khususnya bagi mahasiswa Politeknik Kesehatan Gorontalo. Kami sadar masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami meminta masukannya demi perbaikan makalah saya untuk kedepannya, dan mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.




Gorontalo,    Oktober 2017


Kelompok 9
















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI                 2
BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan                  4
BAB II PEMBAHASAN 5
A. Pengertian Emfisema 5
B. Penyebab Emfisema 6
C. Distribusi Penyakit Emfisema6
D. Gejala Klinis Emfisema         8
E. Cara Penularan Emfisema 8
F. Masa Inkubasi Emfisema         9
G. Cara Pencegahan Emfisema         9
H. Cara Pengobatan Emfisema 10
BAB III PENUTUP 11
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12







BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

         Emfisema adalah jenis penyakit paru obstruktif  kronik yang melibatkan kerusakan pada kantung udara (alveoli) di paru-paru. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan oksigen yang diperlukan sehingga membuat penderita sulit bernafas dan juga batuk kronis. Rokok adalah penyebab utama timbulnya emfisema. Biasanya pada pasien perokok berumur 15-25 tahun. Pada umur 25-35 tahun mulai timbul perubahan pada saluran napas kecil dan fungsi paru-parunya. Umur 35-45 tahun timbul batuk yang produktif. Pada umur 45-55 tahun terjadi sesak napas, hipoksemia, dan perubahan spirometri. Pada umur 55-60 tahun sudah ada kor-pulmonal yang dapat menyebabkan kegagalan napas dan meninggal dunia. Penyakit emfisema rata-rata pada laki-laki terdapat 65% dan 15% pada wanita.
         Pada Survei Kesehatan Rumat Tangga (SKRT) DepKes RI menunjukkan angka kematian karena emfisema menduduki peringkat ke-6 dari 10 penyebab tersering kematian di Indonesia. Penyakit emfisema di Indonesia meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah orang yang menghisap rokok, dan pesatnya kemajuan industri yang menimbulkan pencemaran lingkungan dan polusi.
           Atas dasar itulah, kami membahas lebih lanjut mengenai emfisema. Sehingga diharapkan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada klien emfisema.





B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang kami ambil adalah:
1. Apakah pengertian emfisema?
2. Apakah yang menjadi penyebab emfisema?
3. Bagaimana distribusi penyakit emfisema?
4. Apakah gejala klinis dari penyakit emfisema?
5. Bagaimana cara penularan penyakit emfisema?
6. Bagaimana masa inkubasi penyakit emfisema?
7. Bagaimana cara pencegahan penyakit emfisema?
8. Bagaimana cara pengobatan penyakit emfisema?


C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas yang menjadi tujuan penulisan agar kami dapat mengetahui:
1. Pengertian emfisema  
2. Penyebab emfisema
3. Distribusi penyakit emfisema
4. Gejala klinik penyakit emfisema
5. Penularan penyakit emfisema
6. Masa inkubasi penyakit emfisema
7. Pencegahan emfisema
8. Pengobatan emfisema




BAB II
PEMBSAN


A. Pengertian Emfisema

Emfisema adalah penyakit obstruktif kronik akibat berkurangnya elastisitas paru dan luas permukaan alveolus. Kerusakan dapat terbatas hanya dibagian sentral lobus, di mana dalam hal ini yang paling terpengaruh adalah integritas dinding bronkiolus, atau dapat mengenai paru keseluruhan, yang menyebabkan kerusakan bronkus dan alveolus.
Hilangnya elastisitas paru dapat mempengaruhi alveolus dan bronkus. Elastisitas berkurang akibat dekstruksi serat-serat elastin dan kolagenyang terdapat di seluruh paru. Penyebab pasti emfisema belum jelas tetapi penyakit ini biasanya timbul setelah bertahun-tahun merokok. Emfisema tampaknya berkaitan erat dengan infeksi berulang yang menimbulkan keadaan peradangan kronik. Mediator-mediator peradangan secara progresif merusak struktur-struktur penunjang di paru. Akibat hilangnya elastisitas saluran udara dan kolapsnya alveolus, maka ventilasi berkurang, saluran udara kolaps terutama pada ekspirasi karena ekspirasi normal terjadi akibat pengempisan (recoil) paru secara pasif setelah inspirasi. Dengan demikian apabila tidak terjadi recoil pasif, maka udara akan terperangkap di dalam paru dan saluran udara kolaps. 
Faktor resiko primer untuk emfisema adalah merokok. Pajanan berulang ke asap rokok (perokok pasif) juga dapat menyebabkan emfisema. Selain itu, terdapat suatu emfisema bentuk familial yang timbul pada orang-orang yang tidak terpajan ke asap rokok. Bentuk emfisema ini jauh lebih jarang terjadi.
Ada 4 jenis emfisema yaitu:
a. Emfisema Asinus Distal (Paraseptal) 
Lesi ini biasanya terjadi di sekitar sputum lobulus, bronkus, dan pembuluh darah atau di sekitar pleura. Bila terjadi di sekitar pleura maka mudah menimbulkan pneumotoraks pada orang muda. 
b. Emfisema Asinus Proksimal (Sentrilobular)
Biasanya terjadi bersama-sama dengan pneumokoniosis atau penyakitpenyakit oleh karena debu lainnya. Penyakit ini erat hubungannya dengan perokok, bronkitis kronik dan infeksi saluran nafas distal. Penyakit ini paling sering didapat bersamaan dengan obstruksi kronik dan berbahaya bila terdapat pada bagian atas paru.
c. Emfisema Panasinar
Biasanya terjadi pada seluruh asinus. Secara klinis berhubungan dengan defisiensi alfa -1- antitripsin dan bronkus serta bronkiolus obliterasi (biasanya lebih jarang).
d. Emfisema Irreguler (Jaringan Parut)
Biasanya terlokalisir, bentuknya irreguler dan tanpa gejala klinis. Jaringan parut yang menyebabkan irreguler dari emfisema ini berhubungan dengan tuberkulosa, histoplasmosis dan pneumokoniosis. Begitu pula eosinofilik granuloma dalam bentuk irreguler dan limfangileiomiomatosis.

B. Penyebab Emfisema
1. Merokok
Rokok adalah penyebab utama timbulnya emfisema paru. Rokok secara patologis dapat menyebabkan gangguan pergerakan silia pada jalan nafas, menghambat fungsi makrofag alveolar, menyebabkan hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia epitel skuamus saluran pernapasan.
2. Faktor Genetik
Faktor genetik mempunyai peran pada penyakit emfisema. Faktor genetik diataranya adalah atopi yang ditandai dengan adanya eosinifilia atau peningkatan kadar imonoglobulin E (IgE) serum, adanya hiper responsive bronkus, riwayat penyakit obstruksi paru pada keluarga, dan defisiensi protein alfa – 1 anti tripsin.
3. Polusi
Polutan industri dan udara juga dapat menyebabkan emfisema. Insiden dan angka kematian emfisema bisa dikatakan selalu lebih tinggi di daerah yang padat industrialisasi, polusi udara seperti halnya asap tembakau, dapat menyebabkan gangguan pada silia menghambat fungsi makrofag alveolar. Sebagai faktor penyebab penyakit, polusi tidak begitu besar pengaruhnya tetapi bila ditambah merokok resiko akan lebih tinggi.
4. Infeksi 
Infeksi saluran nafas akan menyebabkan kerusakan paru lebih hebat sehingga gejalanya lebih berat. Penyakit infeksi saluran nafas seperti pneumonia, bronkiolitis akut dan asma bronkiale, dapat mengarah pada obstruksi jalan nafas, yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya emfisema
5. Factor Sosial dan Ekonomi
Emfisema lebih banyak didapat pada golongan sosial ekonomi rendah, mungkin kerena perbedaan pola merokok, selain itu mungkin disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.

C. Distribusi (penyebaran emfisema)
Pada Survei Kesehatan Rumat Tangga (SKRT) 1986 asma, bronkitis kronik dan emfisema menduduki peringkat ke-5 sebagai penyebab kesakitan terbanyak dari 10 penyebab kesakitan utama. SKRT DepKes RI menunjukkan angka kematian karena asma, bronkitis kronis dan emfisema menduduki peringkat ke-6 dari 10 penyebab tersering kematian di Indonesia . Penyakit bronchitis kronik dan emfisema di Indonesia meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah orang yang menghisap rokok, dan pesatnya kemajuan industry.
Hasil survei penyakit tidak menular oleh Direktorat Jenderal PPM dan PL di lima rumah sakit di Indonesia ( Jawa Barat, Jawah Tengah, Jawa Timur, Lampung dan Sumatera selatan), pada tahun 2004 menunjukan PPOK termasuk emfisema masuk dalam urutan pertama penyumbang angka kesakitan yaitu 35%, asma bronkial 33%, kanker paru 30% dan lainnya 2% .Berdasarkan hasil SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2001 sebanyak 54,5% penduduk laki – laki dan 1,2 % perempuan merupakan perokok, sehingga emfisema mempunyai faktor penyebab dari rokok sebesar 92% .
Di negara-negara barat, ilmu pengetahuan dan industri telah maju dengan mencolok tetapi telah pula menimbulkan pencemaraan lingkungan dan polusi. Ditambah lagi dengan masalah merokok yang dapat menyebabkan penyakit bronkitis kronik dan emfisema.
Di Amerika Serikat kurang lebih 2 juta orang menderita emfisema. Emfisema menduduki peringkat ke-9 diantara penyakit kronis yang dapat menimbulkan gangguan aktifitas. Emfisema terdapat pada 65 % laki-laki dan 15 % wanita.
Data epidemiologis di Indonesia sangat kurang. Nawas dkk melakukan penelitian di poliklinik paru RS Persahabatan Jakarta dan mendapatkan prevalensi PPOK sebanyak 26 %, kedua terbanyak setelah tuberkulosis paru (65 %). Di Indonesia belum ada data mengenai emfisema paru.

D. Gejala Klinis Emfisema
1. Dispneu adalah gejala utama emfisema.
2. Pasien biasanya mempunyai riwayat merokok dan riwayat batuk kronis yang lama.
3. Pada tahap lanjut dispneu terjadi saat aktivitas kehidupan sehari-hari.
4. Pada waktunya, bahkan gerakan ringan sekalipun seperti membungkuk, untuk mengikatkan tali sepatu, mengakibatkan dispneu dan keletihan.
5. Anoreksia, penurunan berat badan, dan kelemahan umum terjadi. 

E. Cara Penularan Emfisema
Penyakit emfisema tidak menular atau menjakit pada seseorang tetapi emfisema dapat diturunkan secara genetik dan gaya hidup, secara genetik Faktor genetik mempunyai peran pada penyakit emfisema. Faktor genetik diataranya adalah atopi yang ditandai dengan adanya eosinifilia atau peningkatan kadar imonoglobulin E (IgE) serum, adanya hiper responsive bronkus, riwayat penyakit obstruksi paru pada keluarga, dan defisiensi protein alfa – 1 anti tripsin. Dan pada gaya hidup salah satunya adalah merokok, Rokok adalah penyebab utama timbulnya emfisema paru. Rokok secara patologis dapat menyebabkan gangguan pergerakan silia pada jalan nafas, menghambat fungsi makrofag alveolar, menyebabkan hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia epitel skuamus saluran pernapasan.

F. Masa Inkubasi
Pada Penyakit emfisema tidak dijelaskan secara spesifik tentang masa inklubasi, Emfisema adalah suatu penyakit menahun, terjadi sedikit demi sedikit bertahun-bertahun. Biasanya mulai pada pasien perokok berumur 15-25 tahun. Pada umur 25-35 tahun mulai timbul perubahan pada saluran nafas kecil dan fungsi paru.Umur 35-45 tahun timbul batuk yang produktif. Pada umur 45-55 tahun terjadi sesak nafas, hipoksemia dan perubahan spirometri. Pada umur 55-60 tahun sudah ada kor-pulmonal, yang dapat menyebabkan kegagalan nafas dan meninggal dunia. 

G. Pencegahan Emfisema
1. Gunakan masker untuk melindungi saluran pernafasan dari kemasukan debu ataupolusi.
2. Hindari asap apapun yang bisa memicu sesak nafas
3. Berhenti merokok
4. Berolahraga dengan teratur seperti renang untuk meningkatkan kapasitas paru-paru
5. Hindari udara dingin, karena bisa menghambat pernafasan
6. Makan makanan bergizi
Memulai gaya hidup sehat merupakan modal utama dalam mencegah penyakit ini agar jangan sampai menyerang Anda sekalian. Berhenti merokok adalah salah satu pengobatan yang paling penting dan efektif untuk menangani gejala penyakit emfisema. Hanya dengan berhenti merokok dapat menghentikan perkembangan kerusakan karena rokok. Karenaadalah termasuk menjadi salah satu faktor yang menyebabkan penyakit ini bisa berkembang dengan pesat di tubuh Anda. Selain dari berhenti merokok harus pula disertai dengan melakukan cek ke dokter terhadap jenis pengobatan pada penyakit ini, karena jika pengobatan tanpa dilakukan dengan tuntas (sampai sembuh), maka penyakit yang sebelumnya diderita akan semakin parah 
       Mulailah pola hidup sehat mulailah dengan tidak merokok, rajin olahraga (ringan), perbanyak konsumsi buah dan sayur, dan perbanyak minum air putih dalam sehari. Agar kita semua terhindar dari Penyakit Enfisema ini. Semoga kita semua trhindar dari segala penyakit yang berbahaya bagi tubuhm termasuk penyakit Enfisema ini.

H. Pengobatan
1. Obat-obatan, ahli medis biasanya akan memberikan penderita emfisema obat-obatan seperti bronchodilator, mucolytic, steroid, dan antibiotik yang dosisnya disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit. Hal ini dilakukan untuk mengurangi gejala dan mengurangi resiko keparahan penyakit.
2. Terapi, jenis terapi yang disarankan penderita emfisema adalah rehabilitasi paru, suplemen oksigen, dan terapi nutrisi. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan fungsi paru-paru, menambah kapasitas paru-pau dan meringankan sesak nafas.
3. Operasi, hal ini dilakukan untuk mengurangi volume paru-paru. Biasanya ahli bedah akan menyingkirkan bagian paru-paru yang sakit dan sudah tidak berguna. Sedangkan transplantasi paru-paru dilakukan hanya bila terapi yang gagal dan kerusakan paru-paru sangat parah. Prosedur ini di jalankan untuk mengganti paru-paru pasien dengan paru-paru pendonor yang DNA nya cocok dengan pasien emfisema.





BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Emfisema adalah penyakit paru obstruksi kronik. Emfisemia merupakan akibat kurangnya elastisitas paru dan kerusakan pada alveoli, dimana alveoli menjadi mengembang dan kaku walaupun setelah ekspirasi. Emfisema dapat menyerang pria dan wanita. Emfisema disebabkan oleh : polusi udara, merokok, genetika, dan infeksi saluran pernapasan. Tanda-tanda penyakit emfisema pada awalnya tidak mudah untuk diketahui tetapi setelah 30-40 tahun gejala semakin berat. Gejala yang terlihat yaitu : batuk, berat badan menurun, tekanan darah meningkat, kelemahan, napas terengah-engah, dan lain-lain. Penatalaksanaan medis emfisema dengan pemberian obat, terapi oksigen, latihan fisik, rehabilitasi, fisioterapi, penatalaksanaan umum.

B. Saran 

Kami menyadari makalah ini kurang sempurna dan banyak kesalahannya, untuk menyemprnakan makalah ini kami sangat berharap bantuan dari semua pihak, terutama pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Atas saran dan kritik yang membangun tersempurnanya makalah ini, saya ucapkan terima kasih.















DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC.
Elizabeth, J. Corwin. 2009. Buku Saku Patofisiologi edisi 3 Revisi. Jakarta : EGC.
Muttakin, Arif. 2008. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem pernafasan. Jakarta:Salemba Medika.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS P2PL : MAKALAH BRONKHITIS

KATA PENGATAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah P2PL dengan judul “bronkitis”. Makalah ini berisi penjelasan tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis,, patofisiologi,  dan penatalaksanaan penyakit bronkhitis serta dampak penyakit bronkhitis pada lingkungan. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah kami ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Gorontalo,     Oktober  2017 Kelompok 9 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................. 1 DAFTAR ISI........................................................................

bronkhitis, P2PL Bronkhitis, makalah bronkitis, bronkitis

KATA PENGATAR      Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.      Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah P2PL dengan judul “bronkitis”. Makalah ini berisi penjelasan tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis,, patofisiologi,  dan penatalaksanaan penyakit bronkhitis serta dampak penyakit bronkhitis pada lingkungan.      Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah kami ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Gorontalo,     Oktober  2017 Kelompok 9   DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................. 1 DAFTAR ISI................................